Friday, May 24, 2013

Empat Belas Tahun

Terima kasih Tuhan, Engkau selalu menjadi tempat mengadu di saat teringat akan masalah yang tak kunjung selesai. Selalu menenangkan hambanya yang seorang Anak tunggal...



Jumat di sepertiga malam, tepatnya pukul 2.15wib. Tak seperti malam-malam sebelumnya. Namun seperti biasanya, kali ini seorang hamba kembali mengadu kepadaMu untuk mencari, mempertanyakan jawaban dan sekadar menenangkan hati dan pikiran. Hanya saja, kali ini ada seseorang di samping hambaMu yang mampu menenangkan dengan kata-katanya dan dekapannya terlebih dahulu. Kalah cepat kah Engkau? Who knows. Tuhan taukah Engkau, hambaMu itu adalah seorang Anak yang selalu berharap suatu ketika permintaannya dapat dikabulkan oleh Orangtuanya. Namun sayangnya, bukan Ayah ataupun Ibu yang dapat mengabulkannya, melainkan Engkau. 


Seorang Anak lelaki yang telah lahir ke Dunia 22 tahun lalu. Tangisannya saat pertama kali dikeluarkan dari rahim Sang Ibu, ternyata menjadi tangisan yang berkelanjutan. Namun dengan makna tetesan air mata yang berbeda, terhitung di tahun ke delapan tepatnya. Tak terhitung berapa kali Anak itu memohon kepadaMu untuk menghilangkan tetesan derita itu, namun berulangkali juga Kau tak menghilangkannya, namun hanya menyekanya dan itu terjadi berulang kali, terus seperti itu selama bertahun-tahun. Tidak kah Kau jengah atas rengekkannya?! Anak yang selalu meminta dengan berbagai cara; Dengan cara halus, kasar, setiap saat, hanya sesekali, dan segala macam cara telah dicoba sampai kini Dia sudah bukan Anak kecil lagi. Dan masih tak terpenuhi.


Bukankah Engkau tidak suka ada hambaMu yang putus asa lalu ingin menggunakan jalan pintas untuk pergi dari muka bumi dan segera menemuiMu untuk protes langsung? Seperti mahasiswa-mahasiswa bodoh yang masih saja berdemo turun ke jalan langsung demi mengharapkan tanggapan dari Bapak Presiden?! Tidak akan pernah ada tanggapan. Hanya ramai di pemberitaan televisi jaman sekarang saja, yang satu tidak ditanggapi Tuhannya, yang satu tidak ditanggapi Presidennya.


Tapi Presiden bukanlah Tuhan, Presiden tidak bisa semudah Anak jaman sekarang berkata "Anjing" kepada temannya sendiri untuk mensejahterakan Negaranya. Tapi apakah Tuhan mampu?! Apa ini bukan masalah kemampuan?! Melainkan kemauan?! Mengingat yang di singgung di sini adalah Tuhan-yang-notabenenya-maha-segala-galanya. Tapi kenapa tidak mau?! Ini kan untuk kesejahteraan umatMu di muka bumi, Sudah bertahun-tahun seperti ini. Atau jangan-jangan... Engkau sengaja membiarkannya, agar tersiksa di dunia dan di siksa lagi di sebuah tempat penyiksaan yang biasa di sebut "Neraka".


Maaf jika terlalu lancang untuk mencoba menyampaikan keresahan langsung kepadaMu Tuhan. Jika dalam agama cara ini salah, tolong dimaafkan. Tapi tolong jangan dipertanyakan, karna hambaMu pun tak pernah menanyakan; "Agamamu apa, Tuhan?".
Tapi sudahlah, tidak baik berburuk sangka kepadaMu. Terima kasih Tuhan, Engkau selalu menjadi tempat mengadu disaat teringat akan masalah yang tak kunjung selesai. Selalu menenangkan hambanya yang seorang Anak tunggal... Selama empat belas tahun.







No comments:

Post a Comment